Sajak Ibu

Ibu, ini ada sajak untukmu ...

Tak bisa ku deskripsikan lebih,

Ibu ...
Engkau adalah malaikat baik yang hidup bersama takdirku ...
Kau menemaniku,
Engkau adalah perempuan yang tegar ...

Ibu ...
Engkau rela menahan laparmu, demi anakmu ...
Engkau rela memakan sisaan nasi dan lauk pauk dari anakmu,

Bu ...

Mungkin aku masih tak berani mengucapkan kata maaf dan terima kasih secara langsung,
Tapi, dalam doaku engkau selalu ada ...

Mungkin aku masih gengsi untuk mengatakan itu, 

Ibu ...
Engkau yang menjadi madrasah pertama anaknya,
Engkau yang menjadi profesi perawat saat anaknya terluka ...
Engkau yang menjadi juru masak untuk membuat makanan enak ...
Dan engkau juga yang selalu berdoa dan mengadu pada Rabb untuk anakmu ...
Sedikit sekali engkau berdoa untuk dirimu sendiri,

Bu ...

Jika aku mengatakan engkau gemukan,
Maaf, mungkin aku berbohong
Itu tandanya kulitmu sudah tidak lagi kencang ...

Aku selalu memperhatikanmu dari ujung kepalamu sampai ujung kakimu,
Tangan yang tidak lagi halus menandakan kau sangat tulus ...
Tangan yang jarang kupegang, tapi sering kupandang,
Ingin sekali aku menggenggam tanganmu,

Bu ...
Biarlah rambutmu tak menghitam lagi,
Tidak apa-apa jika kulitmu keriput ...
Itu adalah pengorbanan tanpa ingin dibalas ...

Teman, keringkan lah keringat yang membasahi wajahnya,

Terima kasih, Bu ...


Itu adalah sajak perwakilan dariku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahwa hidup tak selalu berjalan sesuai keinginan.

Gagal bukan alasan untuk berhenti.

Sajak Ayah