SEBUAH JERITAN RAKYAT
Bulan-bulan ini tengah panasnya jeritan hati sang rakyat.
Bulan-bulan yang terus menghasilkan keringat,
Sehingga membuat kami menjerit ...
Perjuangannya hanya setetes air dalam samudra luas,
Di malam hari yang gelap,
Hanya menyisakan lampu-lampu yang remang dan padam.
Apa kami terlalu bungkam?
Di pinggir jalan kami terus berusaha.
Usahanya sampai bermandikan keringat,
Orang dalam kantor itu merasa gelap akan dunia luar ...
Orang-orang berdasi itu tak memerhatikan kondisi yang dialami sang rakyat yang lapar.
Mereka terus menarik ulurkan solusi,
Yang terus menjadi isu basi.
Dan hanya lewat menjadi polusi.
Mereka kurang mendengarkan aspirasi,
Mengingkari komitmen menjadi tak pasti.
Mereka ambisi,
Tak menjalankan amanah.
Di sini kami hanya meminta komitmen,
Mencari jalan tengah dengan perlahan.
Namun, apa tanggapan mereka?
Apa yang akan mereka lakukan?
Bahkan kami merangkak untuk mencari sebuah keadilan.
Komentar